Akhir-akhir ini, mungkin kita sudah melupakan lingkungan kita. Secara tidak langsung kita mungkin telah merusak lingkungan kita ini. Kita semua mungkin pernah merusak lingkungan. Tapi kita juga pasti pernah melestarikan lingkungan. Kita sudah diberikan pelajaran dari guru-guru kita untuk menjaga lingkungan. Mungkin kita juga telah diajarkan dari SD. Mungkin juga dari TK. Atau bahkan sebenarnya kita telah diajarkan untuk menjaga lingkungan semenjak kita masih kecil sampai kita sendiri tidak dapat mengingatnya.
Mari kita coba lihat sekitar kita. Hanya dengan menoleh saja kita bisa mengetahui sesuatu yang merusak lingkungan dan melestarikan lingkungan. Ada orang sedang membuang sampah sembarangan. Ada orang yang sedang menyiram sebuah tanaman. Ada orang yang membawa belanjaan dengan kantong plastik. Ada anak yang iseng mencabuti tanaman. Ada orang yang sedang membersihkan lantai. Ada orang yang tidak mematuhi peraturan ketika sedang berkendaraan. Dan masih banyak kegiatan yang berhubungan dengan keadaan lingkungan kita.
Selain itu juga, coba lihat keadaan di sekitar kita. Meja dengan barang berserakan dimana-mana. Mobil yang parker sembarangan. Toko dengan barang jualan yang tidak rapih. Dinding yang penuh dengan debu, coretan dan juga mulai melapuk. Dan bahkan kita juga tidak bisa menjaga tempat kita melakukan aktivitas!
Sekarang mari kita lihat fenomena yang terjadi. Mulai dari fenomena yang menguntungkan sampai yang merugikan. Mulai dari antusiasme masyarakat pada ‘Car Free Day’ sampai ‘Global Warming’. Mulai dari Prestasi anak Indonesia pada ajang Internasional sampai Korupsi pemerintah Indonesia yang terdengar sampai mancanegara. Kita dapat mengambil manfaat dari semua fenomena tersebut. Meniru hal yang baik dan dapat memperbaiki hal yang buruk.
Nah… setelah melihat hal-hal tersebut, coba bayangkan keadaan lingkungan kita yang sekarang. Pasti kita berfikir lingkungan kita ini sangat buruk, bertolak belakang dengan indah, tidak damai, dan jauh dari yang kita harapkan. Memang kita ini atau manusia mempunyai sifat ‘Tidak akan pernah puas’ dan ‘Selalu ingin lebih dari yang dipunyai’. Tapi walaupun begitu kita masih harus bersyukur atas keindahan, kedamaian, kebaikan dan keharmonian yang Allah berikan. Allah telah memberikan yang terbaik, tapi kita? Kita malah menyalahgunakannya.
Kita pasti mempunyai cita-cita, mimpi juga impian. Dan mengapa kita tidak mengimpikan lingkungan terbaik untuk kita sendiri? Teman yang ramah, sekolah yang bersih, rumah yang nyaman, jalanan yang lega, dan kehidupan yang damai. Kita hanya membayangkan hal tersebut dan berusaha membuatnya menjadi kenyataan. Mulai dari merubah kelakuan dan perilaku, menjalin kebersamaan juga melakukan hal yang positif.
Tetapi… asalkan kalian tahu. Sebagian dari yang kalian impikan sudah ada di muka bumi ini. Sebuah kaum tidak akan berubah apabila masyarakatnya tidak mulai berubah juga. Berarti sama seperti Manusia yang memiliki kekurangan dan kelebihan, Negara juga memiliki masing-masing kelebihan dan kekurangan. Contohnya… Negara Jepang adalah sebuah Negara yang maju dengan sangat cepat, hanya saja mereka memiliki kekuarangan pada sumber daya alam. Mungkin orang Jepang mengimpikan mereka memiliki Negara yang kaya akan sumberdaya alam seperti Indonesia. Dibalik itu, Jepang yang baru saja mengalami musibah bencana alam Tsunami, dengan cepat mereka mulai bertindak untuk menanggulanginya. Dan hasilnya sekarang berita tentang kerugian dan kerusakan yang terjadi ketika bencana tersebut semakin menguap dan menghilang. Pasti kita menginginkan Negara kita dapat menanggulangi hal-hal yang buruk secepat Negara lain atau bahkan jauh lebih cepat.
Coba kita cari kesamaan hal yang kita inginkan untuk lingkungan kita dengan lingkungan yang berada di lingkungan lain. Kita ingin pengurusan air bersih untuk kebutuhan pokok dapat lancar seperti Negara lain. Kita ingin Perairan kita sanagat indah, sungai-sungai sangat bersih dan jernih. Lihatlah kota Venice di Itali. Kota tersebut sebagian besar terdiri dengan sungai yang dimanfaatkan untuk media transportasi. Sedikit sekali limbah-limbah yang berada di sana. Lalu kita ingin lautan kita dengan keindahan flora dan fauna yang beragam. Seperti laut yang berada di sekitar pulau surge flora dan fauna, pulau Galapagos. Pulau tersebut memiliki hutan terumbu karang yang sangat cantik di lautan mereka. Hutan yang hijau memenuhi Indonesia seperti dahulu? Dulu Indonesia juga disebut jantung dunia karena hutan yang sangat lebat dan hijau. Tapi kini Indonesia semakin menghilangkan gelar Zamrud Khatulistiwa yang telah diberikan Allah kepada Indonesia. Semakin lama Indonesia semakin menghilangkan ke’hijau’annya. Bahkan dengan melihat perbedaan photo-photo yang diambil dari luar angkasa, Indonesia semakin tidak hijau dari tahun ke tahun. Coba lihat dengan hutan Amazon. Hutan yang disebut dengan ‘Paru-paru Bumi’ ini sangat hijau, lebat dan sejuk. Semakin banyak pohon berarti semakin banyak oksigen untuk dunia. Bahkan sampai-sampai apabila hutan Amazon hilang, kondisi Bumi bisa dibilang ‘Kritis’. Dan mengapa semua lingkungan tersebut dapat tetap bertahan? Itu karena mereka ‘Melestarikannya’.
Tak hanya lingkungan hidup yang dapat diambil contohnya, lingkungan sosialpun memiliki contoh yang baik tersebar di dunia ini. Beberapa bulan yang lalu, ada beberapa murid sekolah di Indonesia yang melakukan hal yang tidak terpuji, tidak baik dan tidak patut untuk dicontoh. Melakukan Tawuran yang membahayakan sampai contek massal. Tetapi ada beberapa daerah di Dunia yang memiliki sekolah yang damai, murid-murid dapat menikmati keindahan di sekitarnya, seperti mereka selalu bersenang-senang disana. Lalu kemacetan yang semakin padat di Jakarta dan mulai merambat ke Bandung, Jogjakarta, Surabaya juga ke kota-kota Indonesia. Walaupun diadakannya ‘Car Free Day’, tetap saja walaupun polusi telah berkurang, kemacetan tetap merajalela. Lihat Negara dengan keadaan lalu lintas yang tertib. Tidak usah jauh-jauh, tetangga Indonesia yang masih sama-sama anggota ASEAN yaitu Negara Singapura. Prioritas kendaraan disana adalah kendaraan umum. Karena kendaraan pribadi di Singapura memiliki nilai pajak yang tinggi. Sehingga kemacetan serta polusi telah berkurang banyak. Tidak hanya lalu lintas, kedisiplinan masyarakat di Singapura juga sangat patut untuk dipuji. Lalu untuk contoh perilaku yang ada di Indonesia, baru saja beberapa hari yang lalu, ketika ajang pra-Piala Dunia bagian Asia, ketika event Indonesia melawan Bahrain. Karena kecewa kepada permainan pemain Indonesia, para suporter menyalakan kembang api dan mengarahkannya ke lapangan. Tidak seperti negri Matador atau Negara Spanyol. Walaupun persaingan yang sangat ketat bahkan sampai membuat keributan antara sesama klub sepak bola besar yang berada di Negara Spanyol, ketika mereka harus bermain sebagai satu tim untuk Negara, mereka tetap bersifat Profesional dan tidak terlihat kebencian diantara mereka bahkan para suporter juga tidak membuat kericuhan. Kenapa mereka bisa begitu? Itu karena mereka punya ‘Kebersamaan’.
Tak hanya itu yang kita butuhkan untuk mewujudkan lingkungan yang kita impikan. Kita harus berusaha merubah mulai dari kita sendiri. Seperti menyiapkan selalu tissue untuk keperluan yang sepertinya hanya dianggap remeh. Lalu mengganti kantong belanjaan plastic dengan kantong yang terbuat dari kain ataupun kertas, karena apabila plastic sudah tidak digunakan, plastic hanya akan mengendap sampai lebih dari ratusan tahun untuk terurai. Lalu selalu membersihkan seluruh rumah minimal 1 minggu sekali. Jangan lupa juga untuk selalu memilah sampah.
Setelah merubah diri kita sendiri, kita juga harus mulai merubah orang-orang di sekitar sehingga orang tersebut akan mengikuti hal positif yang kita lakukan. Dan akan semakin menyebar dan hasilnya sebagian kecil lingkungan kita sudah berubah menjadi lebih baik. Walaupun kedengarannya sangat mudah, merubah seseorang itu sangat sulit. Tidak seperti membalikan telapak tangan, ini lebih seperti mengangkat jari manis dalam keadaan jari kelingking dan jari tengah ditekuk lalu menempelkannya pada meja. Setiap orang memiliki penilaian yang berbeda. Setiap orang punya pilihan sendiri. Punya kehidupan sendiri dan juga impian tersendiri. Apabila ada 2 pihak yang sedang berseteru, walaupun hanya omongan saja, pasti sangatlah susah untuk melerainya. Melerainya saja susah bagaimana untuk membuat mereka menjadi teman? Walaupun pasti tapi itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ataupun apabila kita berada pada salah satu pihak yang sedang berseteru. Kita harus bisa menerima hal yang berbeda dari masing-masing. Tetapi apabila kita telah dapat menguasai dan memahami hal ini, kita akan dengan mudah menerima perbedaan dari setiap individu ataupun perbedaan antara beberapa pihak.
Nah… Sekarang kita telah dapat berusaha untuk yang terbaik. Berusaha sampai kita tidak bisa berusaha lagi. Yang kita lakukan hanyalah tinggal berdoa kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang untuk mengkehendaki apa yang telah kita usahakan selama ini. Dan jangan pernah pesimis. Karena kita bisa apabila kita yakin. Seperti yang saya dapatkan ketika masih berada di kelas 6 SD. Guru memberikan kami sebuah kertas berisi Hadits. Suatu kaum tidak akan pernah berubah apabila kita sendiri tidak berubah…